BAB I
Pendahuluan
Mengkaji aliran-aliran ilmu kalam pada dasarnya merupakan upaya memahami
kerangka berpikir dan proses pengambilan keputusan para ulama aliran teologi
dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kalam. Pada dasarnya, potensi
psokologis natural adalah sangat distingtif. Oleh sebab itu, perbedaan
kesimpulan antara satu pemikiran dan pemikiran lainnya dalam mengkaji suatu
objek tertentu merupakan suatu hal yang bersifat natural pula.[1]
Dalam kaitan ini, waliyullah Ad-Dahlawi pernah menhgatakan bahwa para
sahabat dan tabi’in biasa berbeda pendapat dalam mengkaji suatu masalah
tertentu.beberapa indikasi yang menjadi pemicu perbedaan pendapat diantara
mereka adalah terdapat beberapa sahabat yang mendengar ketentuan hukum yang
diputuskan nabi, sementara yang lainnya tidak. Sahabat yang tidak mendengar
keputusan itu lalu berijtihad. Dari sini kemudian terjadi perbedaan dalam
memutuskan suatu ketentuan hukum.
Dengan demikian, aspek pokok dalam ilmu kalam adalah masalah keyakinan
akan adanya eksistensi Allah yang maha sempurna, maha kuasa, dan kesempurnaan
lainnya[2].
BAB II
PEMBAHASAN
ILMU KALAM
A. NAMA
DAN PENGERTIAN ILMU KALAM
Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain : Ilmu Ushuluddin, ilmu Tauhid, Fiqh Al Akbar,dan teologi islam . Disebut ilmu ushuluddin karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama (ushuluddin). Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. Didalamnya dikaji pula tentang asma’(nama-nama) dan af’al(perbuatan-perbuatan) Allah yang wajib, mustahil, dan jaiz, juga sifat yang wajib, mustahil dan jaiz bagi rasul-Nya.Ilmu tauhid sendiri sebenarnya membahas keesaan Allah SWT, dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Secara objektif, ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid, tetapi argumentasi ilmu kalam lebih dikonsentrasi kan pada penguasaan logika. Oleh sebab itu, sebagian teolog membedakan antara ilmu kalam dan ilmu tauhid.
Abu Hanifah menyebut nama ilmu dengan fiqh al akbar. Menurut persepsinya, hukum islam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi atas 2 bagian. Pertama fiqh al akbar membahas keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu tauhid. Kedua fiqh al ashghar, membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama tetapi hanya cabang saja.
Teologi islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam , yang diambil dari bahasa Inggris, theology .William L. Reese mendefinisikanya dengan discourse or reason concerning God (diskursus atau pemikiran tentang Tuhan). Dengan mengutip kata-kata William Ockham, Reese lebih jauh mengatakan, “theologi to be discipline resting on reavaled truth and indefendent of both philosophy and science”( teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu pengetahuan. Sementara itu Gove menyatakan bahwa teologi adalah penjelasan tentang keimaan, perbuatan dan pengalaman agama secara rasional.[3]
B.PERKEMBANGAN ILMU KALAM
Sesungguhnya dalam sejarah islam, ilmu kalam telah muncul sejak dini, Al Hasan Al-Bashri telah menggunakan istilah “kalam” untuk mengacu kepada pembahasan persoalan kebebasan manusia dan takdir.
Sebagaimana digambarkan dalam uraian terdahulu, sumber ilmu kalam adalah Al Quran dan hadis yang dikembangkan dengan dalil-dalil akal dan disuburkan dengan olah fikir filsafat dan unsur-unsur lainnya. Pengembangan tersebut terjadi sekitar dua abad setelah Rasulullah SAW wafat.[4]
Filsafat dan unsur-unsur lain yang masuk ke dunia Islam banyak memberikan sumbangan positif bagi perkembangan ilmu kalam, tetapi tidak sedikit pula yang membawa pengaruh negatif ; bahkan menimbulkan perpecahan dikalangan umat islam. Munculnya bermacam-macam aliran dan sekte dalam teologi islam yang saling mengafirkan di antara sesamanya tidak terlepas dari dampak filsafat dan unsur-unsur diluar islam tersebut.
C. SUMBER-SUMBER ILMU KALAM
1. Al Quran
Sebagai sumber ilmu kalam ,Al-qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan,diantaranya adalah :
Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain : Ilmu Ushuluddin, ilmu Tauhid, Fiqh Al Akbar,dan teologi islam . Disebut ilmu ushuluddin karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama (ushuluddin). Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. Didalamnya dikaji pula tentang asma’(nama-nama) dan af’al(perbuatan-perbuatan) Allah yang wajib, mustahil, dan jaiz, juga sifat yang wajib, mustahil dan jaiz bagi rasul-Nya.Ilmu tauhid sendiri sebenarnya membahas keesaan Allah SWT, dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Secara objektif, ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid, tetapi argumentasi ilmu kalam lebih dikonsentrasi kan pada penguasaan logika. Oleh sebab itu, sebagian teolog membedakan antara ilmu kalam dan ilmu tauhid.
Abu Hanifah menyebut nama ilmu dengan fiqh al akbar. Menurut persepsinya, hukum islam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi atas 2 bagian. Pertama fiqh al akbar membahas keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu tauhid. Kedua fiqh al ashghar, membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama tetapi hanya cabang saja.
Teologi islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam , yang diambil dari bahasa Inggris, theology .William L. Reese mendefinisikanya dengan discourse or reason concerning God (diskursus atau pemikiran tentang Tuhan). Dengan mengutip kata-kata William Ockham, Reese lebih jauh mengatakan, “theologi to be discipline resting on reavaled truth and indefendent of both philosophy and science”( teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu pengetahuan. Sementara itu Gove menyatakan bahwa teologi adalah penjelasan tentang keimaan, perbuatan dan pengalaman agama secara rasional.[3]
B.PERKEMBANGAN ILMU KALAM
Sesungguhnya dalam sejarah islam, ilmu kalam telah muncul sejak dini, Al Hasan Al-Bashri telah menggunakan istilah “kalam” untuk mengacu kepada pembahasan persoalan kebebasan manusia dan takdir.
Sebagaimana digambarkan dalam uraian terdahulu, sumber ilmu kalam adalah Al Quran dan hadis yang dikembangkan dengan dalil-dalil akal dan disuburkan dengan olah fikir filsafat dan unsur-unsur lainnya. Pengembangan tersebut terjadi sekitar dua abad setelah Rasulullah SAW wafat.[4]
Filsafat dan unsur-unsur lain yang masuk ke dunia Islam banyak memberikan sumbangan positif bagi perkembangan ilmu kalam, tetapi tidak sedikit pula yang membawa pengaruh negatif ; bahkan menimbulkan perpecahan dikalangan umat islam. Munculnya bermacam-macam aliran dan sekte dalam teologi islam yang saling mengafirkan di antara sesamanya tidak terlepas dari dampak filsafat dan unsur-unsur diluar islam tersebut.
C. SUMBER-SUMBER ILMU KALAM
1. Al Quran
Sebagai sumber ilmu kalam ,Al-qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan,diantaranya adalah :
a.Q.S. AL-Iklas (112) :3-4.
b.Q.S. Asy-syura(42) : 7.
c.Q.S.Al-furqan (25) :59.
d.Q.S. Al-fath (48) :10
e.Q.S.Thaha (20):39
f.Q.S.Ar-Rahman (55) :27
g.Q.S.An-Nisa (4) :125
h.Q.S.Luqman (31) : 22
i.Q.S.Ali Imran (3) : 83
j.Q.S.Ali Imran (3) : 84-85
k.Q.S Al-Anbiya(21) : 92
l.Q.S Al-Hajj (22) :78
Dari surah-surah
diatas berkaitan dengan dzat,sifat,asma,perbuatan,tuntunan,dan hal-hal yang
berkaitan dengan eksistensi Tuhan.Hanya saja ,penjelasan rincinya tidak
ditemukan.Oleh sebab itu , para ahli berbeda pendapat dalam menginterpretasikan
rinciannya.Pembicaraan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ketuhanan itu
disistematisasikan yang ada pada gilirannya menjadi sebuah ilmu yang dikenal
dengan istilah ilmu kalam.
2.Hadis
2.Hadis
Ada pula pada riwayat yang hanya sampai
kepada sahabat.Diantaranya adalah hadis yang mengatakan bahwa umat islam akan
terpecah belah kedalam beberapa golongan.Diantara
golongan-golongan itu,hanya satu saja yang benar,sedangkan yang lainnya sesat.
Keberadaan hadis yang berkaitan dengan
perpecahan umat seperti tersebut diatas,pada dasarnya merupakan prediksi Nabi
dengan melihat yang tersimpan dalam hati para sahabatnya.Oleh sebab itu,sering
dikatakan bahwa Hadis-hadis seperti itu lebih dimaksudkan sebagai peringatan
bagi para sahabat dan umat nabi tentang
bahayanya perpecahan dan pentingnya persatuan.
3.Pemikiran Manusia
3.Pemikiran Manusia
Pemikiran manusia dalam hal ini,baik
berupa pemikiran umat islam sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar umat
islam.[5]
Adapun sumber ilmu kalam berupa pemikiran yang
berasal dari luar islam dapat diklasifikasikan dalam dua katagori.Pertama,pemikiran nonmuslim yang telah
menjadi peradaban lalu ditransfer dan diasimilasikan dengan pemikiran umat
islam.Proses transfer dan asimilasi ini dapat dimaklumi karena sebelum islam
masuk dan berkembang,dunia Arab (Timur Tengah ) adalah suatu wilayah tempat
diturunkannya agama-agama samawi lainnya.Agama-agama itu beberapa kali
diturunkan Allah SWT,didunia Arab antara lain disebabkan masyarakat dikenal
suka ingkar pada kebenaran dan suka
berbuat hipokrit.Oleh sebab itu,secara kultural,mereka adalah orang-orang yang
suka menyelewengkan kebenaran Tuhan,sehingga sangat pantas kalau setiap kali
terjadi penyelewengan selalu terjadi degradasi nilai-nilai kemanusiaan yang
sangat memilukan.
4.Insting
4.Insting
Secara
instingtif,manusia selalu ingin bertuhan.Oleh sebab itu,kepercayaan adanya
Tuhan telah berkembang sejak adanya manusia pertama.Abbas Mahmoud Al-Akkad
mengatakan bahwa keberadaan mitos merupakan asal-usul agama dikalangan
orang-orang primitif.Taylor justru mengatakan bahwa animesme-angapan adanya
kehidupan pada benda-benda mati-merupakan asal-usul kepercayaan adanya
Tuhan.Adapun Spencer mengatakan lain lagi.Ia mengatakan bahwa pemujaan terhadap
nenek moyang merupakan bentuk ibadah yang paling tua.Keduanya menganggap bahwa animisme dan pemujaan terhadap nenek
moyang sebagai asal-usul kepercayaan dan ibadah tertua terhadap Tuhan yang Maha
Esa,lebih dilatarbelakangi oleh adanya pengalaman setiap manusia yang suka
mengalami mimpi.[6]
D. Nama-Nama Lain Ilmu Kalam
Ilmu kalam mempunyai beberapa nama dan penamaan itu muncul sesuai dengan aspek pembahasan yang ditonjolkan oleh pembahasa yang memberikan nama tersebut.
1. Ilmu tauhid
Ilmu ini dinamakan ilmu tauhid karena pokok pembahasannya dititikberatkan kepada keEsaaan Allah SWT. Tauhid adalah percaya Tuhan Yang Maha Esa dan mempercayai tidak ada yang menjadi sekutu baginya. Tujuan tauhid adalah menetapkan keEsaan Allah dalam zat,sifat,dan perbuatannya sebab itulah pembahasah yang berhubungan dengannya dinamakan Ilmu Tauhid . Yang terpentig dalam Ilmu Tauhid adlah mengenai ke Esaan Allah.
2. Ilmu Ushuludin
Dinamakan Ilmu Ushuludin karena objek pembahasan utamanya adalah dasar-dasar agama yang merupakan masalah esensial dalam ajaran agama islam. Dan masalah kepercayaan itu betul-betul menjadi dasar pokok dari persoalan lain dalam agama islam.
3. Ilmu Kalam
Ilmu ini dinamakan Ilmu Kalam karena dalam pembahasannya mengenai eksistensi Tuhan dan hal-hal yang berhubungan dengannya digunakan argumen-argumen filosofis dengan menggunakan logika atau mantik.
4. Ilmu Teelogi
Ilmu ini sering dinamakan Ilmu Teologi karena pembahasannya mencakup persoalan-persoalan dasar dan soal pokok seperti ketuhanan iman,kufur,dan hal-hal pokok lainnya sebagaimana tercakup dalam rukun iman.
Pada awalnya istilah teologi digunakan oleh kalangan orang-orang barat untuk memberikan pengertian yang berkaitan dengan hak ketuhanan agama kristen. Kemudian istilah tersebut mereka gunakan untuk menamakan sesuatu oleh dunia islam dinamakan Ilmu Tauhid,Ilmu Kalam,dan Ilmu Ushuludin.
5. Ilmu Hakikat
Ilmu Hakikat adalah ilmu sejati karena ilmu ini menjelaskan hakikat segala sesuatu,sehingga dapat meyakini akan kepercayaan yang benar (hakiki).
6. Ilmu Makrifat
Disebut Ilmu Makrifat karena dengan pengetahuan ini dapat mengetahui benar-benar tentang Allah dan segala sifat-sifatnya dan dengan keyakinan yang teguh.[7]
D. Nama-Nama Lain Ilmu Kalam
Ilmu kalam mempunyai beberapa nama dan penamaan itu muncul sesuai dengan aspek pembahasan yang ditonjolkan oleh pembahasa yang memberikan nama tersebut.
1. Ilmu tauhid
Ilmu ini dinamakan ilmu tauhid karena pokok pembahasannya dititikberatkan kepada keEsaaan Allah SWT. Tauhid adalah percaya Tuhan Yang Maha Esa dan mempercayai tidak ada yang menjadi sekutu baginya. Tujuan tauhid adalah menetapkan keEsaan Allah dalam zat,sifat,dan perbuatannya sebab itulah pembahasah yang berhubungan dengannya dinamakan Ilmu Tauhid . Yang terpentig dalam Ilmu Tauhid adlah mengenai ke Esaan Allah.
2. Ilmu Ushuludin
Dinamakan Ilmu Ushuludin karena objek pembahasan utamanya adalah dasar-dasar agama yang merupakan masalah esensial dalam ajaran agama islam. Dan masalah kepercayaan itu betul-betul menjadi dasar pokok dari persoalan lain dalam agama islam.
3. Ilmu Kalam
Ilmu ini dinamakan Ilmu Kalam karena dalam pembahasannya mengenai eksistensi Tuhan dan hal-hal yang berhubungan dengannya digunakan argumen-argumen filosofis dengan menggunakan logika atau mantik.
4. Ilmu Teelogi
Ilmu ini sering dinamakan Ilmu Teologi karena pembahasannya mencakup persoalan-persoalan dasar dan soal pokok seperti ketuhanan iman,kufur,dan hal-hal pokok lainnya sebagaimana tercakup dalam rukun iman.
Pada awalnya istilah teologi digunakan oleh kalangan orang-orang barat untuk memberikan pengertian yang berkaitan dengan hak ketuhanan agama kristen. Kemudian istilah tersebut mereka gunakan untuk menamakan sesuatu oleh dunia islam dinamakan Ilmu Tauhid,Ilmu Kalam,dan Ilmu Ushuludin.
5. Ilmu Hakikat
Ilmu Hakikat adalah ilmu sejati karena ilmu ini menjelaskan hakikat segala sesuatu,sehingga dapat meyakini akan kepercayaan yang benar (hakiki).
6. Ilmu Makrifat
Disebut Ilmu Makrifat karena dengan pengetahuan ini dapat mengetahui benar-benar tentang Allah dan segala sifat-sifatnya dan dengan keyakinan yang teguh.[7]
E. Macam-Macam Aliran Dalam Ilmu Kalam
1.Khawarij
Secara etimologi kata khawarij
berasal dari kata arab,yaitu kharaja
yang berarti keluar ,muncul,timbul,atau memberontak.ini yang mendasari
Syahrastani untuk menyebut khawarij terhadap orang yang memberontak imam yang
sah. Bersadarkan pengertian etimologi ini pula ,khawarij berarti setiap muslim
yang ingin keluar dari kesatuan umat islam. Adapun yang dimaksud khawarij dalam
terminologi ilmu kalam adalah satu sekte/kelompok/aliran pengikut Ali Bin Abi
Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan.[8]
Adanya nama khawarij didasarkan
pada surat AN-NISA ayat 100,mungkin kaum khawarij menganggap dirinya
sebagai orang yang pergi untuk meninggalkan rumahnya,dengan tujuan untuk dapat
mengabdikan diri kepada Allah dan Rasulnya
Kehidupan kaum khawarij bersifat
sederhana,baik secara hidup maupun pemikirannya,mereka keras hati serta
pemberani,bersikap bebas(merdeka),dan mempunyai fanatisme yang tinggi. Mereka
mempunyai prinsip tidak mau bergantung kepada orang lain. Konsekuensi tegas
mereka tempuh adalah Al-quran dan Hadits mereka artikan menurut lafaznya dan
harus dilaksnakan sepenuhnya.[9]adapun
tokoh-tokoh khawarij yang terpenting seperti: Abdullah bin Wahab
al-Rasyidi,Urwah bin Hudair,Hausarah al-Asadi,Quraib bin Marwah,Abdullah bin
Basyir.[10]
2.Murjiah
2.Murjiah
Nama murjiah berasal dari kata irja atau arja’a yang bermakna penundaan,penangguhan,pengharapan.kata arja’a mengandung pula arti memberi harapan,yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah. Kaum murjiah muncul akibat adnya pertentangan politik dalam islam.dalam suasana demikian ,kaum murjiah muncul dengan gaya dan corak sendiri.Mereka bersikap netral,tidak berkomentar dalam praktek kafir atau tidak bagi golongan yang bertentangan. Bagi kaum murjiah perbuatan adalah persoalan kedua.jadi,mereka berpendapat apakah mukmin atau kafir karena kepercayaan/imam bukan perbuatan.kaum murjiah menekan pemikirannya pada siapa yang masih mukmin dan tidak keluar dari islam(soal iman). [11]Tokoh-tokoh yang terpenting di kaum murjiah seperti: Hasan bin Bilal al-Muzni,Abu Salat al-Samman,dan Dirar bin Umar[12]
3 Qadariyah
Qadariah berasal dari bahasa arab yaitu qadara artinya kemampuan dan kekuatan.Adapun menurut terminologi,Qadariah adalah satu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan.pemikiran Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya,ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut,dapat difahami bahwa Qadariah untuk nama satu aliran yang memberi penekanaan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.[13]
Tokoh-tokoh utama di qadariah seperti: Ma’bad al Juhani dengan Ghailan al-Dimasyqi[14]
4 Jabariyah
Kata Jabariyah bersal dari kata jabara yang berarti memaksa atau mengharuskannya melakukan sesuatu atau lebih lanjut menurut Asy-Syahratsan menegaskan bahwa faham jabariyah berarti menghilangkan perbuatan manusia dalam arti sesungguhnya dan menyandarkan kepada Allah.Dengan kata lain manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa atau semua perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qada dan Qadar.
Pemikiran jabariyah ialah manusia tidak mempunyai kemampuan untuk mewujudkan perbuatannya,dan tidak mempunyai kemampuan untuk memilih,segala gerak dan perbuatan manusia hakikatnya hanya dari Allah semata,meskipun demikian manusia tetap mendapatkan pahala dan siksa atas perbuatan baik atau jahat yang dilakukannya. Dan tokoh utama dalam jabariyah seperti: Al-Ja’d bin Dirham dan Jahm bin Shafwan.[15]
5 Mu’tazilah
Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari kata i’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri,yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri, aliran ini lahir kurang lebih tahun 120 H,di kota Basrah. Aliran Mu’tazilah pernah menjadi penguasa pada beberapa masa, yakni pada zaman khalifah Al-Ma’mun dan Mu’tazim.
Nama mu’tazilah adalah suatu nama yang diberikan oleh orang diluar golongan mu’tazilah karena orang-orang mu’tazilah menklaim dirinya dengan sebutan Ahlut Tauhid Wal’ Adl.
Tokoh-tokoh Mu’tazilah adalah sebagai berikut:
a.
Wasil Bin Ata
b.
Abu Huzail Al-Allaf
c.
Al-Jubai
d.
Az-Zamakhsyari
v
6. Ahlisunnah wa jama’ah
Ahlisunnah wal jama’ah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad SAW , dan jamaah berarti berarti sahabat Nabi,jadi Ahlisunnah wal jamaah mengandung arti ”penganut sunnah Nabi dan para sahabat beliau[16].Atau bisa diartikan Ahlisunnah adalah mereka yang mengikuti dengan konsisiten semua jejak langkah-langkah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW dan membelanya.
Dalam kajian ilmu kalam,istilah Ahlisunnah wal jamaah ini sudah banyak dipakai sejak masa sahabat,sampai generasi-generasi berikutya sampai dengan sekarang.[17] Dan tokoh utama sekaligus pendiri mazhab ini adalah Abu al-Hasan dan Abu Mansur al-Maturidi.
Ahlisunnah wal jama’ah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad SAW , dan jamaah berarti berarti sahabat Nabi,jadi Ahlisunnah wal jamaah mengandung arti ”penganut sunnah Nabi dan para sahabat beliau[16].Atau bisa diartikan Ahlisunnah adalah mereka yang mengikuti dengan konsisiten semua jejak langkah-langkah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW dan membelanya.
Dalam kajian ilmu kalam,istilah Ahlisunnah wal jamaah ini sudah banyak dipakai sejak masa sahabat,sampai generasi-generasi berikutya sampai dengan sekarang.[17] Dan tokoh utama sekaligus pendiri mazhab ini adalah Abu al-Hasan dan Abu Mansur al-Maturidi.
v
7 Syi’ah
Syi’ah itu sebuah akarkata bermakna :pihak,puak,kelompok, kata kerja dari padanya yaitu syayya’a,tasyayya’a menunjukkan pengertian:berpihak,memihak,bergabung,menggabungkan diri[18] Atau Secara harfiah, syi’ah (bahasa Arab) berarti pengikut. Yang dimaksud dengan syi’ah disini ialah “pengikut atau pendukung Ali Bin Abi Thalib”.
Syi’ah itu sebuah akarkata bermakna :pihak,puak,kelompok, kata kerja dari padanya yaitu syayya’a,tasyayya’a menunjukkan pengertian:berpihak,memihak,bergabung,menggabungkan diri[18] Atau Secara harfiah, syi’ah (bahasa Arab) berarti pengikut. Yang dimaksud dengan syi’ah disini ialah “pengikut atau pendukung Ali Bin Abi Thalib”.
Pada mulanya syi’ah lebih
berorientasi kepada aspek politik, yaitu orang-orang yang berjuang membela Ali
Bin Abi Thalib melawan orang-orang yang memusuhi Ali. Namun, dalam perkembangan
sejarahnya, syi’ah juga menjadi salah satu mazhab teologi islam.
Dalam penetapan masalah-masalah
hukum kecuali hal-hal yang baru .Syiah mendasarkannya pada Rasulullah SAW
melalui dua belas imam ahli bait yang suci.Dengan demikian pada hakikatnya
hanya ada dua sumber hukum dalam Syiah yaitu Qur’an dan Sunnah Rasul SAW
sebagaimana pendapat para imam dan ulama-ulama Syiah. Sejak dahulu ,kalangan
Syiah tidak pernah mengenal ijtihad dalam agama.[19]
8.Wahabiah
8.Wahabiah
Gerakan Wahabiah didirikan oleh
Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid
bin Barid bin Masyraf bin Umar bin Mi’dhadh bin Rays bin Zakhir bin Muhammad
bin Allawi bin Wahid. Ia dilahirkan di Uyainah suatu daerah di Nejeb, salah
satu kota terpencil di Arabia tahun 1115 H/1703 M dan wafat tahun 1206 H/1787
M.
Dalam hubungannya dengan tauhid
muhammad bin Abdul Wahab mengemukakan 3 aspek ketauhidan:
a.
Tauhid Rububiyah, pengakuan bahwa Allah
satu-satunya pencipta,pemelihara,pemberi rezeki, pengatur, yang menghidupkan dan
mematikan.
b.
Tauhid Al Asma Wal al-shifat, keimanan kepada
nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagaimana tercantum didalam Alquran, tanpa
tamsil tasybih dan takwil.
c.
Tauhid ibadah, segala bentuk amal dan ibadah
manusia semata-mata dilakukan untuk berbakti kepada Allah SWT.
9.Salafiah
Salafiah berasal dari bahasa Arab salaf
yang berarti terdahulu. Yang di maksud dengan salaf disini ialah
orang-orang terdahulu semasa dengan Rasul SAW, para sahabat, tabiin dan tabiit.
Mereka sering pula disebut salaf al-shalihin yang berartiorang-orang
saleh terdahulu. Lawan dari salaf adalah Khalaf (taakhkhar) yamg berarti
kemudian. Sedangkan salfiah berarti orang-orang yang berarti mengikuti salaf. H
Munawir Sjadzali, MA mengatakan, salafiah adalah suatu aliran keagamaan yang
berpendirian bahwa untuk dapat memulihkan kejayaannya, umat islam karus kembali
kepada ajaran islam yang masih murni
seperti yang dahulu diamalkan oleh generasi pertama islam, yang juga
biasa disebut salaf (pendahulu) yang saleh.
Istilah salaf dan khalaf
sebenarnya belum dikenal diawal islam. Istilah ini baru muncul beberapa abad
sesudah Rasul SAW wafat, yaitu sejak ada orang atau golongan yang tidak merasa
puas memahami Alquran dan hadis tanpa takwil, terutama untuk menjelaskan
maksud-maksud tersirat dari ayat-ayat alquran sehingga tidak menimbulkan
hal-hal yang tidak layak bagi Allah SWT.
Pada dasarnya ulama-ulama salaf
tidak mempermasalahkan apa yang tersirat dalam Alquran atau hadis.mereka hanya
mengimani apa yang tersurat. Karena itu, mereka tidak menghendaki adanya
takwil, lebih-lebih mengenai zat, sifat dan Af’al (perbuatan) Allah SWT.
Tokoh terkenal ulama salaf adalah
Ahmad bin Muhammad bin Hambal,Taqiyudin Abu Al Abbas Ahmad bin Abdul Halim bin
Abd Al Salam bin Abdullah bin Muhammad bin Taymiyah al Hambali.[20]
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Ilmu kalam adalah ilmu
yang membahas persoalan-persoalan tentang tuhan dan hal-hal yang berhubungan
denganNya bersumber kepada kitab suci dan hadis nabi SAW. Diharapkan akal
manusia dapat menangkap ajaran-ajaran dan petunjuk-petunjuk yang ada dari
berbagai sumber tersebut karena kalau tidak dapat bimbingan dari berbagai
sumber tersebut, sangat mungkin akal akan memasuki perjalanan yang sesat
terutama dalam memahami tentang keesaan dan keberadaan tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Rozak,Abdul dan
Anwar, Rosihin.2009.Ilmu Kalam.Bandung: CV Pustaka Setia.
·
Ahmad,H.Muhammad.1998.Tauhid
Ilmu Kalam.Bandung: CV Pustaka Setia.
·
Asmuni,H.M
Yusrin.1993.Ilmu Tauhid.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
·
Sou’YB
,M Joesoef.1997.Syiah.Jakarta: PT.Al-husna Zikra.
·
Hasan,Muhammad
Tholhah.2005.Ahlusunnah wal jamaah.,Jakarta: Lantabora Press.
·
Al-Hashyimy,Sayyid
dan Iqbal, Muhammad.Buku Pintar Syiah.Jakarta:Inovasi
[1]Abdul Rozak dan Rosihin Anwar,Ilmu Kalam(CV Pustaka Setia,Bandung:2009)hlm.31
[2] H.Muhammad Ahmad,Tauhid Ilmu Kalam(CV Pustaka
Setia,Bandung:1998)hlm.9
[3] Abdul Rozak dan Rosihin Anwar,Ilmu Kalam(CV Pustaka
Setia,Bandung:2009)hlm.13
[4]H.M Yusrin Asmuni,Ilmu Tauhid(PT Raja Grafindo
Persada,Jakarta:1993)hlm.9
[5]Abdul Rozak dan Rosihin Anwa,Ilmu Kalam(CV Pustaka
Setia,Bandung:2009)hlm.15-21
[6] Abdul Rozak dan Rosihin Anwar,Ilmu Kalam(CV Pustaka
Setia,Bandung:2009)hlm.26
[7] H.Muhammad Ahmad,Tauhid Ilmu Kalam(CV Pustaka Setia,Bandung:1998)hlm.13
[8] Abdul Rozak dan Rosihin Anwar,Ilmu Kalam(CV Pustaka
Setia,Bandung:2009)hlm.49 dan 56
[9]H.Muhammad Ahmad,Tauhid Ilmu Kalam(CV Pustaka
Setia,Bandung:1998)hlm.153
[10]H.M.Yusrin Asmuni,Ilmu Tauhid(PT Raja Grafindo
Persada,Jakarta:1993)hlm.104
[11]H.Muhammad Ahmad,Tauhid Ilmu Kalam(CV Pustaka
Setia,Bandung:1998)hlm159
[12]H.M.Yusrin Asmuni,Ilmu Tauhid(PT Raja Grafindo
Persada,Jakarta:1993)hlm.107
[13]Abdul Rozak dan Rosihin Anwar,Ilmu Kalam(CV Pustaka
Setia,Bandung:2009)hlm.70 dan 63
[14]H.M.Yusrin Asmuni,Ilmu Tauhid(PT Raja Grafindo
Persada,Jakarta:1993)hlm.109 dan111
[16] H.M.Yusrin Asmuni,Ilmu Tauhid(PT Raja Grafindo
Persada,Jakarta:1993)hlm.121
[17]Muhammad Tholhah Hasan,Ahlusunnah wal jamaah(Lantabora
Press,Jakarta:2005)hlm.4
[18] H.M Joesoef Sou’YB,Syiah(PT.Al-husna
Zikra,Jakarta:1997)hlm 9
[19] Sayyid Al-Hashyimy dan Muhammad Iqbal,Buku Pintar
Syiah(Inovasi,Jakarta:2000)hlm.103
[20] H.M.Yusrin Asmuni,Ilmu Tauhid(PT Raja Grafindo
Persada,Jakarta:1993)hlm.144-150
Tidak ada komentar:
Posting Komentar